PERBEZAAN RUH DAN NAFS
Perbezaan antara Ruh dan nafs
Kaum Muslimin berbeza pendapat samaada Ruh dan Jiwa itu berbeza atau tidak . Di antara ulamak yg mengutarakan pendapat mereka ialah Ibnul Qoyyim dalam kitabnya al Ruh dan Imam al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin . Majoriti ulama berpendapat kedua2nya adalah sama . Tetapi jika kita baca blog dan tulisan2 di dalam internat kita akan berjumpa dengan pendapat yg berbeza .
1 ) Jika kita teliti benar2 , apabila Allah menyebutkan tentang al Ruh di dalam al,Qur'an , kita tidak pernah bertemu dengan firman Allah kepada Ruh yang berbentuk amaran , suruhan supaya menyucikan Ruh , ancaman bahawa Ruh akan diazab jika melakukan maksiat kepada Allah atau Ruh akan dicabut oleh malakul maut . Selain itu , di dalam al Qur'an , Ruh pula ada yg disebutkan sebagai Ruhul Quddus , Ruh sebagai bantuan kepada orang yg beriman , Ruh sebagai utusan Allah , Ruh sebagai wahyu , Ruh Allah ditiupkannya kpd manusia , Malaikat dan Ruh mikraj , Ruh akan bersaf-saf bersama2 dengan para malaikat di padang mahsyar , Ruh adalah urusan ataupun perintah Allah . Semua itu anda boleh baca pada rencena bertajuk Allah sangat hampir .
2 ) Nafs pula pula bermakna jiwa atau diri . Banyak sekali ayat Kitabullah menyebutkan tentang nafs . Di antara ayat2 tersebut ialah :
Az-Zumar : 42
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِى قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرٰىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Al-An'am : 93
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ اللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرٰىٓ إِذِ الظّٰلِمُونَ فِى غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا أَنفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah jiwamu " . Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Al-A'raf : 172
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلٰىٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلٰى ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Al-Hasyr : 19
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسٰىهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada jiwa mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Qaf : 16
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya , dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya .
Asy-Syams : 7-8
وَنَفْسٍ وَمَا سَوّٰىهَا dan jiwa serta penyempurnaannya .
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوٰىهَا maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Az-Zumar : 53
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap jiwa mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Al Qur'an sudah menjelaskan
Dengan membaca keseluruhan ayat2 al Qur'an berkenaan jiwa dan Ruh , dengan mudahnya kita dapat faham bahawa Ruh dan Jiwa adalah 2 perkara yg berbeza . Kekeliruan memahami kedua2 nya itu menyebabkan ayat2 berkenaan Allah sangat hampir dengan kita kpd ilmunya yg sangat hampir atau ilmunya meliputi kita . Ada pula yg kiaskan bahawa yg hampir itu ialah kuasanya . Ayat2 yg sudah jelas sebegini tidak perlulah dikiaskan .
Bagaimana pula tentang hadis2 Nabi Muhammad saw yg menyebutkan tentang Ruh ?
Apabila hadis menyebutkan tentang Ruh , kita perlulah fahami bahawa yg dimaksudkan ialah RUH MANUSIA , dan bukan Ruh yg disebutkan dalam al Qur'an .
Cerita dari Abdullah ra mengatakan: Ketika saya berjalan bersama Rasulullah saw melalui runtuhan rumah-rumah di Madinah, sedang Nabi saw bertelekan pada sebatang tongkat dari pelepah tamar, kami melewati sekelompok Yahudi. Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain: Tanyakanlah kepadanya masaalah ruh. Yang lain berkata: Janganlah, kalau2 dia memberi jawaban yang kurang menyenangkan. Kata yang lain: Kita perlu bertanya kepadanya. Lalu salah seorang dari mereka berdiri dan bertanya: Ya abal Kasim, apakah itu Ruh ( ma al Ruh)? Nabi saw diam sebentar. Saya kira ketika itu wahyu sedang turun kepada baginda saw, dan saya masih berdiri di belakang baginda saw hingga wahyu itu selesai turun. Kemudian baginda membaca: ( Al-Isra' : 85 )
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang al Roh. Katakanlah: " al Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" . HR Imam Bukhari no 89 dari bab ilmu.
Comments
Post a Comment