NIAT IKHLAS
NIAT IKHLAS
Al Imam Sufyan Ats Tsauri : ,ما عالجت شيئا أشد عليّ من نيّتي“ Tidaklah aku mengubati sesuatu yang lebih sulit daripada niatku” . Inilah kata2 yag sangat2 bermakna dari al Imam Sufyan ast Tsauri . Siapakah Imam Sufayan Tsauri ini ? Dia ialah seorang ulama hadis dan pakar ilmu fekah yg hidup pada 97 - 61 H . Mazhabnya dapat bertahan selama 2 abad . Ada orang menggelarnya amirul mukminin hadis . Dia lahir di Kufah dan meninggal di Basrah , iaitu kota2 di Iraq .
Seorang yg begitu ternama mengakui bhwa pengubatan yg paling sukar baginya ialah penyakit niat . Niat yg berpenyakit iaitu niat yg bukan kerana Allah swt ataupun niat yg bercampur aduk , hendak diubati agar menjadi sihat , suci dan bersih . Itulah yg proses pengubatan yg paling sukar .
Ikhlas itu maksudnya apa ?
Ikhlas datang dari kata khalis , iaitu bersih . Surah al ikhlas bermaksud surah yg terkandung ayat2 tauhid yg benar2 bersih . Niat yg ikhlas pula bermaksud niat yg bersih , tulin , suci atau 100% tiada campuran lain .
Allah swt sememangnya memerintahkan hamba2Nya supaya benar2 ikhlas .
Al-Bayyinah : 5
وَمَآ أُمِرُوٓا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ ۚ وَذٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Khalis yg bermakna memurnikan itulah yg kemudian timbulnya kata ikhlas .
Hadith Nabi Muhammad saw tentang niat
عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ” إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه “- متفق عليه –
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]
Hadits ini adalah Hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya, ketinggian derajatnya dan didalamnya banyak mengandung manfaat. Imam Bukhari telah meriwayatkannya pada beberapa bab pada kitab shahihnya, juga Imam Muslim telah meriwayatkan hadits ini pada akhir bab Jihad. Hadits ini salah satu pokok penting ajaran islam.
Imam Ahmad dan Imam Syafi’I berkata : “Hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.” Begitu pula kata imam Baihaqi dll. Hal itu karena perbuatan manusia terdiri dari niat didalam hati, ucapan dan tindakan. Sedangkan niat merupakan salah satu dari tiga bagian itu. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i, “Hadits ini mencakup tujuh puluh bab fiqih”, sejumlah Ulama’ mengatakan hadits ini mencakup sepertiga ajaran islam.
Begitulah hebatnya hadith tentang niat ini , sehingga mencakup 1/3 ilmu , tetapi jika dinilai dari segi penerimaan amal oleh Allah swt , ini adalah yg terpenting . Jika niat ibadat itu bukan kerana Allah swt , betapa besar pun amalan tersebut , tetap tiada nilainya .
Berkata An-Nawawy dalam Syarah Muslim (13/81) : “Sesungguhnya sebab keluarnya hadits ini adalah tentang seorang lelaki yang berhijrah hanya untuk menikahi seorang wanita yang bernama Ummu Qois maka diapun dipanggil dengan sebutan Muhajir Ummu Qois (Orang yang berhijrah karena Ummu Qois)”.
Kisah Muhajir Ummu Qois ini diriwayatkan dari shahabat Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa beliau berkata
:مَنْ هَاجَرَ يَبْتَغِي شَيْئًا فَإِنَّمَا لَهُ ذَلِكَ, هَاجَرَ رَجُلٌُ لِيَتَزَوَّجَ امْرَأَةً يُقَالُ لَهَا أُمُّ قَيْسٍ, فَكَانَ يُقَالُ مُهَاجِرُ أُمُّ قَيْسٍ”
Barangsiapa yang berhijrah untuk mengharapkan sesuatu maka sesungguhnya bagi dia hanya sesuatu tersebut. Seorang lelaki telah hijrah untuk menikahi wanita yang bernama Ummu Qois, maka diapun dipanggil dengan nama Muhajir Ummu Qois”. (HR.Ath-Thobrani (9/102/ 8540) dan dari jalannya Al-Mizzy dalam Tahdzibul Kam al (16/126) dan Adz-Dzahaby dalamAs-Siyar (10/590) dan mereka berdua berkata : ”Sanadnya shohih”. Dan Al Hafizh berkata : “Sanadnya shohih di atas syarat Bukhary dan Muslim” ).
Syaikh Ibnu Utsaimin membagi hijrah menjadi tiga jenis :
Hijrah tempat, yaitu seseorang berpindah dari suatu tempat yang banyak maksiat, kefasikan, dan mungkin dari negara kafir kepada negara yang tidak dijumpai hal-hal tersebut.
Hijrah amalan, yaitu seseorang meninggalkan suatu yang Allah Subhanahu wa Ta’ala larang dari berbagai jenis kemaksiatan dan kefasikan.
Hijrah pelaku, yaitu seseorang menjauhi orang yang terang-terangan berbuat maksiat dengan syarat akan timbul maslahat yang besar ketika dia menjauhi orang tersebut.
Oleh itu tidak kiralah hijrah jenis apa yg dilakukan , jika hajatnya untuk menjadikan hijrah itu sebagai iabadat , ia mestilah dilakukan sepenuhnya kerana Allah swt shj , sebagaimana disebutkan pada surah Al-Bayyinah : 5
وَمَآ أُمِرُوٓا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ ۚ وَذٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Berperang bukan kerana Allah swt
Abu Hurairah meriwayatkan, 'Aku mendengar Rasulullah bersabda, "Sungguh manusia yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ialah seorang lelaki yang gugur mati syahid. Ia pun didatangkan, lalu ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmatnya dan ia pun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan kepadanya, 'apakah yang telah engkau perbuat untuk mendapatkannya?' Ia menjawab, aku telah berperang karena-Mu hingga aku mati syahid. Allah berfirman, "Kamu bohong. Kamu berperang hanya agar dikatakan bahwa kamu ialah seorang pemberani, dan telah dikatakan seperti itu. Lantas ia pun dibawa dan diseret atas wajahnya lalu dilemparkan kedalam neraka.
Belajar dan mengajar tetapi tidak ikhlas
Setelah itu seseorang yang belajar ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca Al-Qur'an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmat yang telah dijanjikan untuknya dan iapun mengetahuinya. Kemudian, dikatakan kepadanya, 'apa yang telah kau lakukan untuk mendapatkannya?' Iapun menjawab, aku belajar dan mengajarkan ilmu serta membaca al Qur'an untuk-Mu'. Allah berfirman, kamu bohong. Kamu belajar ilmu hanya agar disebut orang alim, kamu membaca al Qur'an hanya agar disebut Qori', dan semuanya telah dikatakan. Lantas, ia dibawa pergi dan diseret diatas mukanya sampai ia dilemparkan ke dalam neraka.
Infak dengan niat menunjuk2
Kemudian seseorang yang telah Allah luaskan rezekinya, Allah berikan kepadanya berbagai macam harta benda dan kekayaan. Iapun didatangkan dan diperlihatkan nikmat-nikmatnya dan iapun mengetahuinya. Kemudian ditanyakan,'apakah yang telah kau lakukan dengannya?' Ia menjawab, 'aku tidak meninggalkan satu jalan kebaikan pun yang engkau sukai untuk berinfak didalamnya, kecuali aku infakkan hartaku padanya karena-Mu. Allah berfirman, "Kamu bohong'. Kamu melakukan hal itu hanya agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan seperti itu. Lantas, ia pun dibawa dan diseret dengan mukanya sampai dilemparkan kedalam neraka. HR.Muslim.
Ikhlas itu ialah apabila ibadat dilakukan semata2 kerana Allah swt . Niat yg benar2 bersih , dengan izin Allah akan dapat membawa hamba kpd pertemuan dengan Rabbnya . Itulah yg paling menggembirakan hati hamba Allah , lebih girangnya berbanding menikmati nikmat2 syurga yg lain .
1 ) Al-Insyiqaq : 6 يٰٓأَيُّهَا الْإِنسٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلٰى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلٰقِيهِ
Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.
2 ) Al-Kahf : 110 قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحٰىٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"
3 ) Al Insan : 9
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَآءً وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan wajah Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula terima kasih.
4 ) Al Lail : 20
إِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلٰى
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mengharap wajah Rabbnya yang Maha Tinggi.
5 ) Al Baqarah : 272
لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَآءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُون
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan , maka itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mengharapkan wajah Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi dengan cukup sedang kamu tidak akan dianiaya .
6 ) Al-An'am : 79
إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
7 ) Al-An'am : الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوٓا إِيمٰنَهُم بِظُلْمٍ أُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
8 ) Al-An'am : 82
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوٓا إِيمٰنَهُم بِظُلْمٍ أُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
9 ) Al-An'am : 162-163
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعٰلَمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
لَا شَرِيكَ لَهُۥ ۖ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
Cerita dari Abu Musa ra, mengatakan seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw menanyakan: Ya Rasulullah saw, apakah artinya perang fi sabilillah ( al qitalu fisabilillah)? Di antara kami ada yg berperang kerana marah (ghodhob) dan kerana panas hati (khamiyyah) . Maka Rasulullah pun mendongakkan kepala kepada orang tersebut, kerana orang yg bertanya itu sedang berdiri, dan bersabdalah Rasulullah saw: Siapa yg berperang kerana menegakkan kalimah Allah setinggi-tingginya, maka dia itu berperang fi sabilillah azza wajalla.
Comments
Post a Comment