MIKRAJ
Guru saya pernah kata, jiwa orang yg bukan Islam, tak akan dapat menembusi langit, kerana mereka tak solat. Jiwanya boleh keluar dari tubuh, kerana ia adalah suatu ilmu, tetapi pintu langit tak dibukakan untuk mereka.
Al-A'raf : 40
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِـَٔايٰتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوٰبُ السَّمَآءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتّٰى يَلِجَ الْجَمَلُ فِى سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُجْرِمِينَ
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
Al-Hajj : 31
حُنَفَآءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِۦ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ الرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ
dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
As-Saffat : 6 - 10
إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,
وَحِفْظًا مِّن كُلِّ شَيْطٰنٍ مَّارِدٍ
dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلٰى وَيُقْذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ
syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.
دُحُورًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ
Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,
إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُۥ شِهَابٌ ثَاقِبٌ
akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
Abdullah bin ‘Amr bin Al-Ash Ra berkata: “Pada saat tidur, sesungguhnya nafs itu dibawa naik ke atas langit, lalu nafs itu diperintahkan sujud disamping ‘Arsy Allah (Singgasana Allah). Jikalau nafs itu dalam keadaan suci, maka dia sujud di dekat ‘Arsy Allah dan jika tidak suci, maka dia sujud jauh dari ‘Arsy Allah!”. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Az-Zumar : 42
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِى قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرٰىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari Salim bin Amir bahawa ‘Umar bin Khatab berkata: “Aku heran sekali tentang mimpi seorang laki-laki. Dia tidur lalu melihat dalam mimpinya sesuatu yang belum pernah terbayang dalam hatinya, dan mimpinya itu menjadi kenyataan seperti benda yang dipegang dengan tangannya dan kadang-kadang laki-laki itu mimpi lagi akan tetapi tidak terbukti apa-apa”.
Maka Ali bin Abu Thalib berkata: “Bolehkah saya memberitahukan kepadamu tentang hal itu, wahai Amirul Mukminin? Allah Swt berfirman: ‘Allah memegang nafs (orang) ketika matinya dan (memegang) nafs (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia menahan nafs (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nafs yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Qs Az-Zumar: 42)'”.
Kemudian Ali bin Abu Thalib berkata lagi: “Sesungguhnya Allah Swt mencabut semua nafs (ketika tidur). Jika yang berada di sisi Allah melihat sesuatu di langit, itu termasuk mimpi yang baik, mimpi yang sholeh, dan apa yang dilihat oleh nafs itu ketika ia kembali kepada tubuhnya, maka dalam perjalanan itu ia dikerumuni oleh syaitan-syaitan (para jin kafir) di udara yang memberikan kabar dusta, dan syaitan-syaitan itu menyampaikan kedustaan-kedustaan sehingga menimbulkan mimpi yang tidak baik”.
Maka ‘Umar bin Khattab merasa kagum atas keterangan Ali bin Abi Thalib itu !
Comments
Post a Comment