JIWA KEMBALI KPD RABBNYA
Kita sering mengungkapkan : Apabila jiwa berubah, maka barulah nasib sesuatu kaum akan berubah.
Apakah yg dimaksudkan dengan jiwa ? Untuk memahaminya, cuba kita renungkan ayat berikut : Al-An'am : 93
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ اللَّهُ ۗ
وَلَوْ تَرٰىٓ إِذِ الظّٰلِمُونَ فِى غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا أَنفُسَكُمُ ۖ
الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah".
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah jiwamu"
Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.
Ayat ini menyebutkan tentang nafs / anfus iaitu jiwa. Keluarkanlah jiwa kamu ! Jadi , jiwa yg sebenar bukanlah tubuh jasmani, tetapi tubuh yg halus bersifat metafisika yang akan meninggalkan tubuh kita apabila kita meninggal dunia.
Metafisika bermakna benda yg bukan fizikal yg terbentuk dari jirim atau zarah.
Adakah jiwa kita menetap di dalam tubuh kita tanpa pernah meninggalkan tubuh jasmani, sehinggalah tibanya hari kematian ? Sekarang renungkanlah pula ayat ini, Az-Zumar : 42
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا ۖ
فَيُمْسِكُ الَّتِى قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرٰىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ
إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah mengambil/mewafatkan jiwa2 ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya;
maka Dia tahanlah jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
Apabila kita mati, jiwa akan dikeluarkan dari tubuh beserta nyawa atau ruh nabati. Begitu juga ketika tidur, jiwa akan keluar dari tubuh, tetapi yg membezakan ialah ; ketika tidur, jiwa meninggalkan tubuh tanpa nyawa. Maksudnya nyawa masih menetap di dalam tubuh. Kerana itulah ketika kita tidur, tubuh kita tidak mati.
Jadi sekarang kita sudah semakin faham, apakah yg dikatakan sebagai jiwa atau nafs. Istilah nafs ini memang banyak kali diungkapkan di dalam al Qur'an dan amat malang sekali jika kita tidak cuba memahaminya..
1 lagi informasi yg menarik tentang jiwa ialah sebagaimana yg tersebut di dalam surah Al-A'raf : 172
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلٰىٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ
قَالُوا بَلٰى ۛ شَهِدْنَآ ۛ
أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi".
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
Maklumat menarik di dalam ayat ini ialah jiwa atau nafs telah ada sebelum kita lahir di dunia. Pada suatu saat, jiwa kita telah bertemu atau musyahadah kpd Rabb. Jadi, jiwa mampu musyahadah..
Ada juga orang yg menafikan musyahadah ini dengan dakwaan bahawa ia bukanlah pertemuan jiwa dengan Rabb dan melihat Rabbnya. Dia berhujah, penyaksian itu ialah menyaksikan dalil2, dan bukan menyaksikan Rabbnya.
Memang ada golongan yg menafikan yang jiwa dibekalkan kemampuan untuk melihat Rabbnya. Mereka juga menafikan yang Ahli syurga akan dapat melihat wajah Allah, sebagaimana pegangan mazhab Muktazilah.
Pegangan mereka itu adalah berdasarkan hujah2 akal semata2, dan bukannya berdasarkan nas al Qur'an atau hadith Nabi Muhammad saw.
Apakah kerjanya jiwa ? Jiwa ialah diri kita yg halus, tetapi tanggung jawabnya sangat besar.
Biarpun kita mungkin tidak dapat melihatnya dengan mata kasar, tetapi ia sentiasa membisik kpd kita untuk melakukan itu dan ini.
Jika hawa nafsu yg membisik, ia akan membisikkan perkara2 yg disukainya. Bacalah ayat ini , Qaf : 16
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan padanya oleh jiwanya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
Jiwa atau nafs adalah benda yg halus, yg hakikatnya ialah diri kita yg sebenar. Ia selalu membisik kpd kita dan ia juga mampu menerima ilham dari Allah.
Bukan semua ilham yg diterima itu menjurus kpd taqwa, bahkan ada juga ilham kedurjanaan.
Jiwa yg bijak ialah yg memilih jalan taqwa , iaitu jalan kembali kpd Rabbnya .
Yang kurang cerdik pula memilih jalan fujur dan hanya berlegar2 di sekitar perhiasan duniawi. Perhiasan dunia telah melalaikannya dari ingat untuk kembali kpd Allah. Asy-Syams : 8
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوٰىهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya.
Tempat jiwa yg paling baik ialah kembali kpd Rabbnya. Jiwa perlu tinggalkan sangkar jasmaninya dan sangkar duniawi yg diliputi penipuan dan godaan.
Jadilah jiwa yg tenang dan khusuk. Kembalilah kpd Rabbmu. Al-Fajr : 27 - 28
يٰٓأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
Hai jiwa yang tenang.
ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Situasi paling buruk ialah apabila hati manusia lupa kepa Allah. Dengan itu, Allah menjadikan dia lupa kpd jiwanya sendiri...
Ada jiwa yg menjadi terlampau kotor hingga tersungkur dan tidak mampu bangkit lagi. Kasihan jiwa yg seperti itu. Seakan2 ia tidak mampu lagi untuk bangkit dan menghampirkan diri kpd Rabbnya. Ia terlampau terpesona dengan duniawi dan tipuan syaitan.
Al-Hasyr : 19
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسٰىهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada jiwa mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Apabila datang seruan kpdmu untuk bertaubat dan kembali kpd Rabb, segeralah ingat kpd Allah dan arahkan jiwamu agar segera bangkit untuk mendekatkan diri kpdNya. Jangan berlengah2 lagi.
Mungkin pada awalnya jiwa itu terlampau berat untuk mengikuti kehendakmu, tetapi janganlah kau berputus asa dari rahmat Allah.
In sya Allah, jiwamu akan bertambah bertenaga dan terasa ringan untuk menuju kpd Nya.. Az-Zumar : 53
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap jiwa mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Comments
Post a Comment